Kabar Kalteng

DP3APPKB Prov. Kalteng Gelar Sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan

yl
DP3APPKB Prov. Kalteng Gelar Sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan

Hai Kalteng - Palangka Raya - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Prov. Kalteng menggelar kegiatan Sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bagi masyarakat di Kota Palangka Raya, bertempat Aula Kelurahan Bukit Tunggal, Palangka Raya, Selasa (17/10/2023).

Kepala Dinas P3APPKB yang diwakili oleh Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Yuyun Wahyudi dalam sambutannya menyampaikan bahwa atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyambut baik dan mengapresiasi partisipasi dan perhatian warga masyarakat pada kegiatan tersebut.

(Baca Juga : Pejabat Dan ASN Di Lingkup Pemprov Kalteng Melakukan Doa Bersama Ungkapan Belasungkawa Atas Kepergian Mendiang Dr. Ermal Subhan, ST, MT)

DP3APPKB Prov. Kalteng Gelar Sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan

Ia menyebut bahwa saat ini masalah gizi di Indonesia, khususnya masalah Stunting masih cukup tinggi dan masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 menargetkan penurunan prevalensi Stunting pada anak di bawah usia dua tahun menjadi 14% tahun 2024, sedangkan target Prevalensi Stunting di Kalimantan Tengah 15,38 % di Tahun 2024.

“Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan pengetahuan serta pemahaman kita bersama tentang pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan dalam upaya pencegahan stunting di Kalimantan Tengah," ungkapnya.

DP3APPKB Prov. Kalteng Gelar Sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan

Dijelaskan juga, selain disebabkan rendahnya asupan zat gizi dan pola pengasuhan balita yang kurang baik, buruknya kondisi sanitasi lingkungan, serta kurang tersedianya sarana air bersih dan kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan juga memberikan kontribusi terhadap terjadinya infeksi berulang yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya Stunting.

“Oleh sebab itu, sektor kesehatan perlu bekerja sama dengan sektor lain di luar bidang kesehatan, seperti sektor ekonomi, pekerjaan umum, pertanian, ketahanan pangan, perikanan, pendidikan dan sektor terkait lainnya," imbuhnya. 

Lebih lanjut, permasalahan gizi jika dibiarkan akan berdampak pada rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, hal ini akan berdampak pada daya saing bangsa.

Sehingga dalam rangka meningkatkan SDM Indonesia yang sehat, cerdas dan produktif diperlukan status gizi yang optimal dengan cara melakukan perbaikan gizi.

“Saya berharap kepada segenap masyarakat dapat berpartisipasi dan berperan aktif dalam menyosialisasikan Gerakan 1000 HPK sebagai salah satu upaya Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Kalimantan Tengah,” pungkasnya.

Turut hadir pada kegiatan ini yakni Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKB3APM) Kota Palangka Raya, Sekretaris Camat Jekan Raya, dan Lurah Bukit Tunggal, serta sejumlah masyarakat Kelurahan Bukit Tunggal. (Sumber : Diskominfo Kalteng)