Dinkes Prov. Kalteng Melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Gelar Workshop Manajemen Program ILTB dan Pemberian TPT
yl
Hai Kalteng - Palangka Raya - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Prov. Kalteng) melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menggelar Workshop Manajemen Program Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) dan Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) Tingkat Prov. Kalteng, bertempat di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Selasa (6/6/2023).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Riza Syahputra saat membacakan sambutan Kepala Dinas Kesehatan mengatakan Indonesia merupakan salah satu dari negara dengan beban Tuberculosis (TBC) tertinggi di dunia, tepatnya kembali menjadi yang kedua setelah India, hal ini dikarenakan peningkatan estimasi insiden TBC di Indonesia dari 824.000 di tahun 2021 menjadi 969.000 pada tahun 2022, dengan angka kematian 52 orang per 100.000 penduduk.
(Baca Juga : DP3APPKB Prov. Kalteng Gelar Sosialisasi Pemberdayaan Kewirausahaan Perempuan)
"Hal ini tidak lepas dari menurunnya penemuan kasus TBC pada masa pandemi 2020-2021 sehingga kasus yang terlambat ditemukan, diobati dan dilaporkan memiliki waktu untuk menyebarkan kuman mycobacterium Tuberculosis di Masyarakat, setelah pandemi tertangani, TBC merupakan prioritas penyakit menular untuk segera ditangani melalui komitmen Eliminasi TBC Indonesia tahun 2030," imbuhnya.
Ia menambahkan, melalui Peraturan Presiden (Perpres) No.67 tahun 2021 dinyatakan bahwa Penanggulangan TBC bukan hanya urusan sektor kesehatan, melainkan menjadi tanggung jawab lintas Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah baik Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan pemangku kepentingan, agar cita-cita eliminasi TBC tahun 2030 dan Indonesia Bebas TBC 2050 dapat tercapai.
"Oleh karena itu kita harus giat melakukan koordinasi dan kerja sama lintas sektor seperti yang tertuang dalam Perpres tersebut,” jelasnya.
Perlu diketahui, di Kalimantan Tengah sendiri pada tahun 2022 estimasi kasus TBC meningkat cukup signifikan dari 9.368 pasien menjadi 10.689 pasien, dari estimasi tersebut kasus yang telah dilaporkan sebanyak 4.164 kasus TBC atau Treatment Coverage (TC) sebesar 39%, jauh lebih baik dari tahun 2021 dimana hanya terlaporkan 2.949 pasien dan TC 31% namun masih di bawah angka rata-rata nasional yaitu TC 66%.
Capaian tertinggi ada di Kabupaten Murung Raya dengan TC sebesar 72%, sedangkan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) Provinsi Kalimantan tengah tahun 2022 (pasien pengobatan 2021) sebesar 83% atau masih di bawah target masional yaitu 90%.
"Progres upaya mengejar target penemuan kasus pada tahun 2023 masih berjalan lambat karena hingga bulan Mei 2023 capaian penemuan kasus (Treatment Coverage) TBC masih di angka 14%; di bawah rata rata nasional 23% dan capaian penemuan dan pemeriksaan suspek TBC masih di angka 28% juga di bawah rata-rata nasional 39%, sementara angka keberhasilan pengobatan sudah mencapai 61% atau sama dengan rata-rata nasional," sebutnya.
Selain kasus TBC aktif, sambungnya, Indonesia memiliki beban Infeksi Laten TBC (ILTB) yang berpotensi menjadi TBC aktif dengan penurunan daya tahan tubuh dan dapat meningkatkan insidensi TBC secara keseluruhan. Beban kasus ILTB di dunia pada tahun 2014 ada sekitar 1,7 milyar orang yang diperkirakan memiliki ILTB dan berisiko berkembang menjadi penyakit TBC aktif seumur hidup.
"Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) merupakan Program Pengendalian Tuberkulosis (P2TB) nasional dalam penanganan kasus ILTB. Program ini sudah diperkenalkan sejak tahun 2016 sesuai dengan sasaran populasi yang tertuang dalam Permenkes nomor 67 tahun 2016 tentang Tuberkulosis," tutupnya.
Kegiatan ini dihadiri peserta dari Pengelola Program TBC Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Kalteng. (Sumber : Diskominfo Kalteng)
- Tinggalkan Komentar