Pendidikan

Pengembangan kerja sama pendidikan antar negara ASEAN

yd
Pengembangan kerja sama pendidikan antar negara ASEAN

Hai Kalteng - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril, menghadiri pertemuan East Asian Summit Education Ministers Meeting ke-5 (5th EAS EMM) yang merupakan salah satu rangkaian pertemuan ASEAN Plus Three Education Ministers Meeting ke-5 (5th APT EMM).

Sebagai Ketua Delegasi Indonesia, kehadiran Dirjen GTK dalam pertemuan tingkat Menteri tersebut mewakili Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
 
Dalam siaran pers Kementerian Pendidikan disampaikan, pertemuan tersebut bertujuan untuk memantau perkembangan dan rencana kerja sama pendidikan dalam lingkup kerja sama antarnegara anggota ASEAN, ASEAN Plus Three (APT), dan East Asian Summit (EAS).

(Baca Juga : Pembelajaran tahun ajaran 2021/2022 bersifat dinamis, mengacu kebijakan PPKM dan SKB 4 menteri)

Dirjen Iwan memberikan apresiasi kepada seluruh negara yang terlibat dalam kegiatan yang berlangsung pada tanggal 29 September-1 Oktober 2021 secara virtual itu.
 
Peserta yang hadir saling bertukar cerita bagaimana mereka menghadapi tantangan di sektor pendidikan selama pandemi Covid-19. Iwan berpendapat bahwa setiap negara memiliki definisi masing-masing terkait pemulihan pasca Covid-19. Namun, setidaknya ada dua benang merah yang sama.
 
“Setidaknya ada kesamaan pada dua aspek definisi pemulihan pandemi. Pertama, kelompok yang terpinggirkan dan rentan adalah yang paling terkena dampak pandemi.  Mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk tertinggal.

Jadi, apakah kita akan menutup atau membuka kembali sekolah, menerapkan pembelajaran digital atau hibrida, kita harus mengatasinya. Dengan kata lain, upaya pemulihan harus inklusif,” ucapnya secara virtual, pada Rabu (29/9).
 
Kedua, lanjut Iwan, karena berbagai keterbatasan akibat pandemi, kehilangan pembelajaran menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi.

Karena alasan yang sama, pembelajaran sangat terfokus pada bagaimana siswa dapat memperoleh keterampilan atau kompetensi dasar. “Melek huruf dan berhitung menjadi prioritas dalam pemulihan, di samping pentingnya mengembangkan soft skills dan pendidikan karakter,” ujarnya.
 
Dalam pidatonya, Dirjen GTK juga memberikan informasi kepada seluruh negara APT bahwa Indonesia akan diamanahi dunia untuk memegang keketuaan G20, serta mengharapkan Menteri-Menteri negara ASEAN Plus Three untuk memberikan dukungan, terutama dalam Education Working Group.

Melalui pertemuan tersebut disepakati bahwa seluruh menteri yang terlibat akan selalu mengembangkan dan memperkuat kerja sama, terutama dalam beberapa isu pendidikan seperti pendidikan dan pelatihan teknis dan vokasi (TVET) dan penggunaan teknologi digital dalam pendidikan, serta pelaksanaan program pertukaran dalam pengembangan kompetensi pelajar.

Sumber: Kemendikbud

Ilustrasi: Hai Kalteng